Friday, November 21, 2014

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

     Manajemen Rantai Pasokan atau disebut Supply Chain Management merupakan pengelolaan rantai siklus yang lengkap mulai bahan mentah dari para supplier, ke kegiatan operasional di perusahaan, berlanjut ke distribusi sampai kepada konsumen. Istilah supply chain management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982. Supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan–perusahaan yang terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang, maupun mengirimkannya ke pemakai akhir, supply chain management adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaannya. Definisi Supply Chain Management juga diberikan oleh James A. dan Mona J. Fitzsimmons, yang menyatakan bahwa supply chain management adalah sebuah sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua elemen supply chain dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat berikutnya yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik tradisional. Sedangkan definisi Supply Chain Management menurut Chase, Aquilano, Jacobs adalah sistem untuk menerapkan pendekatan secara total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan, dan jasa dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir. Oleh Robert J. Vokurka, Gail M. Zank dan Carl M. Lund III supply chain management didefinisikan sebagai, “all the activities involved in delivering a product from raw material through the customer including sourcing raw material and parts, manufacturing and assembly, warehousing and inventory tracking, order entry and order management, distribution across all channels, delivery to the customer, and the information system necessary to monitor all of the activities” . Stevenson mendefinisikan supply chain management sebagai suatu koordinasi strategis dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan manajemen penawaran dan permintaan. Russell dan Taylor mendefinisikan bahwa supply chain management adalah mengelola arus informasi, produk dan pelayanan di seluruh jaringan baik itu pelanggan, perusahaan hingga pemasok .

        Dengan demikian, berdasarkan berbagai definisi supply chain management sebagaimana telah disampaikan, dapat ditarik hal umum bahwa supply chain management adalah semua kegiatan yang terkait dengan aliran material, informasi dan uang di sepanjang supply chain. Lebih jauh cakupan  supply chain management akan meliputi hal-hal berikut:

Bagian
Cakupan kegiatan antara lain
Pengembangan produk
Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru
Pengadaan
Memilih supplier, mengavaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier
Perencanaan & Pengendalian Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan
Operasi / Produksi Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Pengiriman / Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi
Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)

Hal penting yang menjadi dasar pemikiran pada konsep ini adalah focus pada pengurangan kesia-siaan dan mengoptimalkan nilai pada rantai pasokan yang berkaitan.  Dengan demikian Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management dapat didefinisikan sebagai  pengelolaan berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, dilanjutkan kegiatan transformasi sehingga menjadi produk dalam proses, kemudian menjadi produk jadi dan diteruskan dengan pengiriman kepada konsumen melalui sistim distribusi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup pembelian secara tradisional dan berbagai kegiatan penting lainnya yang berhubungan dengan supplier dan distributor. Supply Chain Management  meliputi penetapan:
  • Pengangkutan.
  • pembayaran secara tunai atau kredit (proses transfer)
  • supplier
  • distributor dan pihak yang membantu transaksi seperti Bank
  • Hutang maupun piutang
  • Pergudangan
  • Pemenuhan pesanan
  • Informasi mengenai ramalan permintaan, produksi maupun pengendalian persediaan.


Komponen Supply Chain Management

Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
1. Upstream Supply Chain
2. Internal Supply Chain
3. Downstream supply chain

Strategi Rantai Pasokan

Terdapat lima strategi yang dapat dipilih perusahaan untuk melakukan pembelian kepada supplier yaitu adalah sebagai berikut:

1.  Banyak Pemasok (Many Supplier)
2.  Sedikit Pemasok (Few Supplier)
3.  Vertical Integration
  • Integrasi ke belakang (Backward Integration)
  • Integrasi kedepan (Forward Integration)
4.  Kairetsu Network.
5.  Perusahaan Maya (Virtual Company)

Tujuan Strategis Supply Chain Management


        Rantai pasokan bagaikan darah dari setiap organisasi bisnis karena menghubungkan pemasok, produsen, dan pelanggan akhir di jaringan yang sangat penting untuk penciptaan dan pengiriman barang dan jasa. Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan manajemen rantai pasokan adalah dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien mungkin. Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait dengan (Stevenson, 2009):
1.    Menentukan tingkat outsourcing yang tepat
2.    Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang
3.    Mengelola pemasok
4.    Mengelola hubungan terhadap pelanggan
5.    Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat
6.    Mengelola risiko

Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain memiliki tujuan strategis yang perlu dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan. Untuk bisa memenangkan persaingan pasar maka supply chain harus bisa menyediakan produk yang,
1.    Murah
2.    Berkualitas
3.    Tepat waktu
4.    Bervariasi

Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson (2001), semua tindakan yang diambil oleh perusahaan ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan mencapai daya saing strategisnya dan menghasilkan laba di atas rata-rata. Daya saing strategis dicapai ketika sebuah perusahaan berhasil memformulasikan dan menerapkan strategi penciptaan nilai. Ketika perusahaan mengimplementasikan suatu strategi yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain atau terlalu mahal untuk menirunya, perusahaan ini memiliki keunggulan persaingan bertahan atau dapat bertahan (sustained atau sustainable competitive advantage, selanjutnya disebut sebagai keunggulan persaingan). Setelah perusahaan mendapatkan daya saing strategis dan sukses mengeksploitasi keunggulan persaingannya, suatu perusahaan mampu mencapai tujuan utamanya: mendapatkan laba diatas rata-rata, yaitu kelebihan penghasilan yang diharapkan oleh seorang investor dari investasi.


Proses Supply Chain Management

        Proses supply chain management adalah proses saat produk masih berbahan mentah, produk setengah jadi dan produk jadi diperoleh, diubah dan dijual melalui berbagai fasilitas yang terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam bentuk bagan akan nampak sebagaio berikut:

Sumber: I Nyoman Pujawan (2005)
        Bagan di atas menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.
  • Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan
  • Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan
  • Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran, penetapan kepemilikan dan pengiriman
        Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat diantara jaringan atau mata rantai tersebut, dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal pada para pelanggan (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Dengan tercapainya koordinasi dari rantai supply perusahaan, maka tiap channel dari rantai supply perusahaan tidak akan mengalami kekurangan barang juga tidak kelebihan barang terlalu banyak. Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003) dalam supply chain ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan didalam arus barang, para pemain utama itu adalah:
1.    Supplier
2.    Manufacturer
3.    Distributor / wholesaler
4.    Retail outlets
5.    Customers

Proses mata rantai yang terjadi antar pemain utama itu adalah sebagai berikut:
Chain 1: Supplier
Chain 1 – 2: Supplier – Manufacturer
Chain 1 – 2 – 3: Supplier – Manufactures – Distributor
Chain 1 – 2 – 3 – 4: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet
Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5: Supplier – Manufacturer – Distributor – Retail Outlet – Customer


Model Supply Chain Management

        Indrajit dan Djokopranoto (2002) menjelaskan mengenai pelaku utama yang mempunyai kepentingan didalam arus barang dapat dikembangkan suatu model supply chain, yaitu suatu gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain. Supplier’s suppliers telah dimasukkan untuk menunjukan hubungan yang lengkap dari sejumlah perusahaan atau organisasi yang bersama-sama mengumpulkan atau mencari, mengubah, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada pelanggan terakhir. Salah satu faktor kunci untuk mengoptimalkan supply chain adalah dengan menciptakan alur informasi yang bergerak secara mudah dan akurat antara jaringan atau mata rantai tersebut dan pergerakan barang yang efektif dan efisien yang menghasilkan kepuasan maksimal. Secara ringkas dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Indrajit dan Djokopranoto (2002)

Sedangkan menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006), bentuk fisik dari suatu barang dalam supply chain dapat dilihat sebagai tahapan jaringan nilai tambah bahan pengolahan yang masing-masing didefinisikan dengan pasokan input, transformasi material dan output permintaan. Berikut diberikan bagan Supply chain untuk produk barang

Sumber: James A. dan Mona J. Fitzsimmons (2006)

Supplier, manufacturing, distribution, retailing, dan recycling/remanufacturing yang terhubung dengan tanda panah menggambarkan aliran material dengan saham persediaan antara tiap tahap. Pengiriman informasi ke arah yang berlawanan ditampilkan sebagai garis putus-putus dan termasuk kegiatan yang dilakukan oleh supplier, proses desain produk, dan layanan pelanggan. Tahap pada manufacturing mewakili operasi tradisional yang dimana bahan baku tiba dari pemasok eksternal; material berubah dalam beberapa cara untuk menambah nilai, menciptakan persediaan barang jadi. Tahap pada bagian hilir lainnya seperti distribusi dan ritel juga menambah suatu nilai terhadap material.

Keterkaitan Manajemen Rantai Pasokan dengan Strategi Bisnis

         Bagaimana keputusan mengenai rantai pasokan berdampak pada strategi
akan ditunjukkan pada table berikut:



Strategi biaya rendah
Strategi respon
Strategi diferensiasi
Tujuan pemasok
Penuhi permintaan dengan biaya serendah mungkin
Tanggapi perubahan kebutuhan/permintaaan dengan cepat untuk memin terjadinya persedian habis
Penelitian pangsa pasar, bersama-sama mengembangkan produk dan pilihan
Kriteria pemilihan utama

Pilih terutama karena biaya
Pilih terutama karena kapasitas, kecepatan dan fleksibilitas
Pilih trtm krn ketrampilan pengembangan produk
Karakteritik proses
Mempertahankan utilitas rata-rata yang tinggi
Menanam modal pada kapasitas berlebih dan proses yang fleksibel
Proses moduler yang menuju mass customization
Karakteristik Persediaan
Meminimalkan persedian di seluruh rantai untuk menekan biaya
Kembangkan sistem yang cept tanggap, dengan persedian cadangan untuk memastikan pasokan
Mmin persediaan dalam rantai untuk menghindari produk menjadi usang
Karakteristik Lead Time
Memendekkan lead time sepanjang tidak meningkatkn biaya
Menanamkan investasi secara agresif untuk mngurangi lead time produksi
Menanamkan investasi secara agresif untuk mengurangi lead time pengembangan
Karakteristik desain produk
Maksimalkan kinerja dan minimisasi biaya
Menggunakan desain produk yang mendorong waktu set up yang rendah dan produksi massal
Menggunakan desain modular untuk menunda differensiasi produk selama mungkin.


Supply Chain Economics

        Pedagang besar maupun eceran membeli semua yang akan dijual, tetapi tidak demikian halnya untuk perusahaan manufaktur, karena banyak input yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan output. Oleh karena itu agar operasional berjalan secara efektif dan efisien maka adakalanya dihadapkan pada keputusan untuk membuat atau membeli serta konsep Outsourcing

1. Keputusan Membuat atau Membeli
 Adapun berbagai pertimbangan yang ada dalam keputusan tersebut  diantaranya dijabarkan pada tabel berikut:

 Alasan Membuat Alasan Membeli
 1Biaya produksi yang lebih rendahBiaya perolehan lebih rendah
 2Pemasok kurang cocok.Menjaga komitmen pemasok
 3Memastikan pemasok yang memadai  dan manajemenMendapatkan keahlian tehnis
 4Pemanfaatan tenaga kerja berlebih Kapasitas tidak memadai
 5 Memperoleh kualitas yang diinginkan Mengurangi biaya persediaan
 6 Menghilangkan kolusi pemasok Memastikan ada sumber daya alternatif
 7 Memperoleh item yang unik Kapasitas di perusahaan tidak mendukung
 8 Mempertahankan bakat yang ada Pertukaran informasi
 9 Menjaga rancangan dan kualitas yang memadai  Item terlindungi karena hak paten
 10 Mempertahankan dan meningkatkan ukuran perusahaan Membebaskan manajemen menangani bisnis utama
Sumber : Heizer (2004; 417)
Hal-hal tersebut di atas dalam konsep pengambilan keputusan taktis yang dikemukakan oleh Hansen Mowel menjadi bagian dari tahap pertimbangan kualitatif dalam pengambilan keputusan taktis

2. Outsourcing

Adalah memindahkan aktifitas perusahaan yang dimiliki dalam konsep tradisional kepada supplier eksternal. Outsourcing merupakan tren yang kontinyu yang mengarah pada efisiensi melalui konsep spesialisasi sehingga perusahaan dapat berkonsentrasi pada core competencies yang dimiliki. Dengan outsourcing tidak ada tangible product  dan transfer. Perusahaan kontraktor biasanya menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyempurnakan aktifitasnya. Sumber daya ditransfer ke perusahaan pemasok yang meliputi: fasilitas, orang dan peralatan. Pada saat sekarang, banyak perusahaan melakukan outsourcing berbagai keperluan diantaranya: teknologi informasi, pekerjaan akuntansi, fungsi hokum dan juga produk-produk perakitan. Sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi informasi maupun Prosesing data menyediakan outsourcing bagi berbagai jenis perusahaan yang memerlukannya.

Sumber :
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/manajemen-rantai-pasokan
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_rantai_suplai

2 comments:

  1. peluang pinjaman yang ditawarkan oleh mr, pedro yang menyelamatkan keluarga saya dari belenggu keuangan halo semuanya, saya putri adiratnaa single mom dari jakarta, saya ingin membagikan kesaksian hebat ini tentang bagaimana saya mendapat pinjaman dari mr, pedro, ketika kami diusir dari rumah kami ketika saya tidak dapat membayar tagihan saya lagi, setelah ditipu oleh berbagai perusahaan online dan menolak pinjaman dari bank saya dan beberapa serikat kredit lain yang saya kunjungi. anak-anak saya diasuh oleh anak asuh, saya sendirian di jalan. hari aku dengan malu-malu bertemu dengan teman sekolah lama yang memperkenalkanku pada daisy maureen. pada awalnya saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak siap untuk mengambil risiko meminta pinjaman online lagi, tetapi dia meyakinkan saya bahwa saya akan menerima pinjaman saya dari mereka. setelah dipikir-pikir, karena tunawisma saya, saya harus mengambil percobaan dan mengajukan pinjaman, untungnya bagi saya, saya menerima pinjaman $80.000,00 dari mr, pedro. Saya senang saya mengambil risiko dan mengajukan pinjaman. anak-anak saya telah diberikan kembali kepada saya dan sekarang saya memiliki rumah dan bisnis saya sendiri. semua terima kasih dan rasa terima kasih pergi ke bantuan mr, pedro untuk memberi saya arti hidup ketika saya telah kehilangan semua harapan. jika Anda sedang mencari bantuan pinjaman, Anda dapat menghubungi mereka melalui: { pedroloanss@gmail.com whatsapp+1 863 231 0632 } telegram @ pedroloanss

    ReplyDelete